Banyak orang telah mencoba berbicara tentang apa
hakikatnya akhlaq yang baik itu?! Namun sebenarnya mereka belum sampai
kepada hakikatnya. Mereka hanya berbicara tentang buahnya. Itupun belum
mencakup semua buahnya. Sebab, setiap orang dari mereka hanya
menyebutkan tentang salah satu di antara buah-buahnya. Yaitu yang
terlintas dalam pikirannya, atau kebetulan hadir dalam ingatannya.
Mereka tidak berupaya sungguh-sungguh untuk menyebutkan batasannya,
serta hakikatnya yang meliputi semua buahnya, secara rinci dan
menyeluruh.
Misalnya, seperti di nyatakan oleh Al-Hasan:
"Akhlaq yang baik adalah menghadapi manusia dengan wajah cerah, memberi
bantuan setiap kali diperlukan, serta menjaga diri sendiri dari pada
mengganggu orang lain."
Menurut Al-Washithiy: "Akhlaq yang baik,
adalah keadaan seseorang yang tidak mau berkata ataupun di ajak
bertengkar oleh siapapun, di sebabkan ma'rifat-nya yang mendalam
berkaitan dengan Allah SWT."
Syah Al-Karmaniy berkata: "Akhlaq yang baik
adalah mencegah diri sendiri daripada mengganggu orang lain, serta
bersabar dalam melaksanakan kewajiban, betapapun beratnya."
Sebagian orang berkata: "Seseorang dapat di
sebut sebagai berakhlaq baik apabila ia berada dengan manusia namun ia
sendiri bagaikan seorang asing di antara meraka."
Al-Washithy juga pernah berkata: "Berakhlaq
baik adalah dengan membuat orang lain merasa puas, baik di kala sedang
kesusahan maupun kesenangan."
Menurut Abu Utsman: "Berakhlaq baik adalah senantiasa merasa ridla (puas dan pasrah sepenuhnya) kepada Allah SWT."
Sahl At-tusturiy pernah di tanya tentang
akhlaq yang baik, lalu ia menjawab: "Sedikitnya, seorang yang berakhlaq
baik akan selalu tabah menghadapi kesulitan, tidak mengharapkan balasan
atas apa yang di lakukannya, mengasihani orang yang melakukan kedzaliman
terhadapnya, dan memohonkan ampunan baginya serta mengasihinnya."
Di lain kesempatan, ia juga menyatakan bahwa
seorang yang baik akhlaqnya tidak sekali-kali akan meragukan Allah SWT
mengenai rizqi yang Ia berikan kepadanya. Bahkan ia percaya sepenuhnya
kepada Allah SWT, dan senantiasa memenuhi kewajibannya berkenaan dengan
rizqi yang telah di jaminkan Allah baginya. Kemudian ia akan selalu taat
kepada-Nya dan takkan membangkang terhadap-Nya mengenai apa saja yang
berkaitan antara ia dan Allah SWT, dan antar dia dan orang-orang
sekitarnya.
Ali r.a. pernah berkata: "Akhlaq yang baik
terkandung dalam tiga hal: menjahui segala yang di haramkan, mencari
yang halal dan menyenangkan anggota keluarga."
Husein bin Manshur berkata: "Akhlaq yang baik
ialah apabila engkau takkan terpengaruh oleh ketidak ramahan manusia
kepadamu, setelah engkau berhasil mendekat ke arah Dia Yang Maha benar."
Abu Sa'id Al-Kharraz pernah berkata: "Akhlaq yang baik ialah apabila engkau tak lagi mempedulikan sesuatu kecuali Allah SWT."
Contoh-contoh seperti itu amat banyak. Namun
semua itu hanya ungkapan tentang 'buah-buah akhlaq yang baik', dan
bukannya tentang hakikat atau 'esensi akhlaq baik' itu sendiri. Di
samping itu, ia tidak pula meliputi semua buahnya. Karenanya, upaya
penyikapan tentang hakikat itu lebih utama daripada penyajian
ucapan-ucapan manusia yang bermacam-macam.
( Sumber Rujukan: Tahdzib Al-Akhlaq wa Mu'alajat Amradh Al-qulub, karya Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali )
( Sumber Rujukan: Tahdzib Al-Akhlaq wa Mu'alajat Amradh Al-qulub, karya Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali )
Posting Komentar
Butuh Bantuan Live? Silakan Hub Saya Via Facebook !