(Al-Munafiqun:
2 & Al-Mujadilah: 16). Jika seseorang menanyakan kepada orang
munafik tentang sesuatu, dia langsung bersumpah. Apa yang diucapkan
orang munafik semata-mata untuk menutupi kedustaannya. Dia selalu
mengumpat dan memfitnah orang lain. Maka jika seseorang itu menegurnya,
dia segera mengelak dengan sumpahnya:
12. Enggan Berinfak
Orang-orang munafik memang selalu menghindari hal-hal yang menuntut
pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. Apabila menjumpai mereka
berinfak, bersedekah, dan mendermakan hartanya, mereka lakukan kerana
riya’ dan sum’ah. Mereka enggan bersedekah, kerana pada hakikatnya,
mereka tidak menghendaki pengorbanan harta, apalagi jiwa.
13. Tidak Menghiraukan Nasib Sesama Kaum Muslimin
Mereka selalu menciptakan kelemahan-kelemahan dalam barisan muslimin.
Inilah yang disebut At Takhdzil. Yaitu, sikap meremehkan,
menakut-nakuti, dan membiarkan kaum muslimin. Orang munafik berpendapat
bahawa orang-orang kafir lebih kuat daripada kaum muslimin.
14. Suka Menyebarkan Khabar Dusta
Orang munafik senang memperbesar peristiwa atau kejadian. Jika ada orang
yang tergelincir lisannya secara tidak sengaja, maka datanglah si
munafik dan memperbesarkannya dalam majelis-majelis pertemuan. “Apa kalian tidak mendengar apa yang telah dikatakan si fulan itu?”
Lalu, dia pun menirukan kesalahan tersebut. Padahal, dia sendiri
mengetahui bahawa orang itu mempunyai banyak kebaikan dan keutamaan,
akan tetapi si munafik itu tidak akan mahu mengungkapkannya kepada
masyarakat.
15. Mengingkari Takdir
Orang munafik selalu membantah dan tidak redha dengan takdir Allah SWT.
Oleh kerananya, apabila ditimpa musibah, dia mengatakan: “Bagaimana ini. Seandainya saya berbuat begini, niscaya akan menjadi begini.” Dia pun selalu mengeluh kepada sesama manusia. Sungguh, dia telah mengkufuri dan mengingkari Qadha dan Takdir.
16. Mencaci Maki Kehormatan Orang-Orang Soleh
Apabila orang munafik membelakangi orang-orang soleh, dia akan mencaci
maki, menjelek-jelekkan, mengumpat, dan menjatuhkan kehormatan mereka di
majlis-majlis pertemuan. Firman Allah SWT: “Mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan.” (Al-Ahzab: 19)
17. Sering Meninggalkan Sholat Berjamaah
Apabila seseorang itu segar, kuat, mempunyai waktu luang, dan tidak
memiliki uzur syar’ie, namun tidak mahu mendatangi masjid/surau ketika
mendengar panggilan azan, maka saksikanlah dia sebagai orang munafik.
“Siapa saja diantara kalian yang ingin bertemu dengan Allah SWT
sebagai muslim maka ia harus benar-benar menjaga shalat-shalat ketika
terdengar suara adzan. Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada
Nabi SAW sunanul huda (tuntunan-tuntunan yang penuh petunjuk) dan
sesungguhnya shalat jama’ah itu termasuk sunanul huda. Seandainya kalian
shalat di rumahmu sebagaimana kebiasaan orang yang tidak suka
berjama’ah, niscaya kamu sekalian telah meninggalkan sunnah Nabi, dan
seandainya kamu sekalian meninggalkan sunnah Nabi, niscaya kamu
tersesat. Sungguh pada masa Nabi tiada seorang pun tertinggal dari
shalat berjama’ah kecuali orang munafik yang jelas-jelas munafik.
Sehingga terjadi ada seorang (sahabat) dipapah oleh dua orang sehingga
ia bias berdiri pada salah satu barisan” (HR. Muslim).
18. Membuat Kerusakan Di Muka Bumi Dengan Dalih Mengadakan Perbaikan
Firman Allah SWT: “Dan apabila
dikatakan kepada mereka: janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
kebaikan.’ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat
kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (Al-Baqarah: 11-12).
19. Tidak Sesuai Antara Zahir Dengan Bathin
Secara Zahir mereka membenarkan bahawa Nabi Muhammad SAW adalah Rasul
Allah, tetapi di dalam hati mereka, Allah telah mendustakan kesaksian
mereka. Sesungguhnya, kesaksian yang tampak benar secara Zahir itulah
yang menyebabkan Mereka masuk ke dalam Neraka. Penampilan zahirnya bagus
dan mempesona, tetapi di dalam batinnya terselubung niat busuk dan
menghancurkan. Di luar dia menampakkan kekhusyukan, sedangkan di dalam
hatinya ia main-main.
20. Takut Terhadap Kejadian Apa Saja
Orang-orang munafik selalu diliputi rasa takut. Jiwanya selalu tidak
tenang, keinginannya hanya selalu mendambakan kehidupan yang tenang dan
damai tanpa disibukkan oleh persoalan-persoalan hidup apapun. Dia selalu
berharap: “Tinggalkan dan biarkanlah kami dengan keadaan kami ini,
semoga Allah memberikan nikmat ini kepada kami. Kami tidak ingin keadaan
kami berubah.” Padahal, keadaannya tidaklah lebih baik.
21. Beruzur Dengan Dalih Dusta
Firman Allah SWT: “Di antara mereka ada orang yang berkata: ‘Berilah
saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya
terjerumus ke dalam fitnah.’ Ketahuilah bahawa mereka telah terjerumus
ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Neraka Jahanam itu benar-benar
meliputi orang-orang yang kafir.” (At-Taubah: 49)
22. Menyuruh Kemungkaran Dan Mencegah Kemakrufan
Mereka (orang munafik) menginginkan agar perbuatan keji tersiar di
kalangan orang-orang beriman. Mereka menggembar-gemburkan tentang
kemerdekaan wanita, persamaan hak, penanggalan hijab/jilbab. Mereka juga
berusaha memasyarakatkan nyanyian dan konsert, menyebarkan
majalah-majalah porno (semi-porno) dan narkotik.
23. Bakhil
Orang-orang munafik sangat bakhil dalam masalah-masalah kebajikan.
Mereka menggenggam tangan mereka dan tidak mahu bersedekah atau
menginfakkan sebahagian harta mereka untuk kebaikan, padahal mereka
orang yang mampu dan berkecukupan.
24. Lupa Kepada Allah SWT
Segala sesuatu selalu mereka ingat, kecuali Allah SWT. Oleh sebab itu,
mereka senantiasa ingat kepada keluarganya, anak-anaknya, lagu-lagu,
berbagai keinginan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan duniawi.
Dalam fikiran dan batin mereka tidak pernah terlintas untuk mengingat
(dzikir) Allah SWT, kecuali sebagai tipuan semata-mata.
25. Mendustakan Janji Allah SWT Dan Rasul-Nya
Firman Allah SWT: “Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan
orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: ‘Allah dan Rasul-Nya
tidak menjanjikan kepada kami selain tipu daya.” (Al-Ahzab: 12).
26. Lebih Memperhatikan Zahir, Mengabaikan Bathin
Orang munafik lebih mementingkan zahir dengan mengabaikan yang batin,
tidak menegakkan sholat, tidak merasa diawasi Allah SWT, dan tidak
mengenal zikir. Pada zahirnya, pakaian mereka demikian bagus menarik,
tetapi batin mereka kosong, rusak dan lain sebaginya.
27. Sombong Dalam Berbicara
Orang-orang munafik selalu sombong dan angkuh dalam berbicara. Mereka
banyak omong dan suka memfasih-fasihkan ucapan. Setiap kali berbicara,
mereka akan selalu mengawalinya dengan ungkapan menakjubkan yang
meyakinkan agar tampak seperti orang hebat, mulia, berwawasan luas,
mengerti, berakal, dan berpendidikan. Padahal, pada hakikatnya dia tidak
memiliki kemampuan apapun. Sama sekali tidak memiliki ilmu bahkan
bodoh.
28. Tidak Memahami Ad Din
Di antara “keistimewaan” orang-orang munafik adalah: mereka sama sekali
tidak memahami masalah-masalah agama. Dia tahu bagaimana mengenderai
mobil dan mengerti perihal mesinnya. Dia juga mengetahui hal-hal remeh
dan pengetahuan-pengetahuan yang tidak pernah memberi manfaat kepadanya
meski juga tidak mendatangkan mudharat baginya. Akan tetapi, apabila
menghadapi untuk berdialog (bertanya tentang persoalan-persoalan Ad Din
(Islam)), dia sama sekali tidak boleh menjawab.
29. Bersembunyi Dari Manusia Dan Menentang Allah Dengan Perbuatan Dosa
Orang munafik menganggap ringan perkara-perkara terhadap Allah
SWT, menentang-Nya dengan melakukan berbagai kemungkaran dan kemaksiatan
secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi, ketika dia berada di
tengah-tengah manusia dia menunjukkan sebaliknya: berpura-pura taat.
Firman Allah SWT: “Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka
tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada
suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak
ridhoi.” (An-Nisa’: 108)
30. Senang Melihat Orang Lain Susah, Susah Bila Melihat Orang lain Senang
Orang munafik apabila mendengar berita bahawa seorang ulama yang soleh
tertimpa suatu musibah, dia pun menyebarluaskan berita duka itu kepada
masyarakat sambil menampakkan kesedihannya dan berkata: “Hanya
Allahlah tempat memohon pertolongan. Kami telah mendengar bahawa si
fulan telah tertimpa musibah begini dan begitu. Semoga Allah memberi
kesabaran kepada kami dan beliau.” Padahal, di dalam hatinya dia merasa senang dan bangga akan musibah itu.