Kemarin sore mendapat berita dari berbagai sumber bahwa Dajjal sudah muncul di India (FW: Wahai Kaum muslimin… Dajjal Sudah Muncul !). dan yang dimaksud adalah Sang Begawan Sai Baba. Saya sempatkan untuk searching dengan bantuan mbah Google.
Hasil pencarian mengantarkan saya kedalam situs Sai Baba dan berita-berita yang aneh-aneh. Tapi apakah benar Sai Baba adalah “Dajjal” yang dimaksud itu?
Dia dijuliki sebagai Sang Avatar; penjelmaan tuhan penguasa alam semesta yang menitis pada tubuhnya. Dia seorang lelaki kribo, berbadan gempal dan berpakaian warna merah. Para pengikutnya menyakini; bahwa Sai Baba memiliki kemampuan menyembuhkan orang lumpuh, buta, dan kanker, bahkan ia mampu ’menghidupkan’ orang yang sudah mati; dari tangannya keluar tepung ’ajaib’ dan hujan pun turun dengan isyarat telunjuknya; Dia mampu ’berpindah’ dari satu negara ke nergara lain dalam sekejap, mampu memanjangkan dan memendekkan waktu, menciptakan kalung dan patung emas dalam sekejap dan dari mulutnya keluar lingam seperti emas yang diklaim sebagai unsur penciptaan alam semesta. Sai Baba mengaku sebagai ’manusia’ bijak yang mengajak orang kepada kebaikan, ia ingin menegakkan kebenaran dan membinasakan kejahatan. Sesekali ia mengaku bahwa dirinya adalah Al Masih yang dijanjikan dan lain watu ia mengaku sebagai tuhan penguasa alam semesta. Pengikutnya datang dari seluruh penjuru dunia dan lebih dari puluhan juta manusia dari berbagai agama telah mengikutinya. Beberapa ulama India mencoba untuk mendebatnya, namun akhirnya menjadi pengikut Sai Baba yang setia. Sai Baba datang dengan ajaran yang sangat kental dengan teologi Yahudi, ia menjadi perpanjangan tangan dari Zionisme Internasional. Biara tempat ia dipuja dipenuhi dengan lambang bintang david dan simbol zionisme lainnya. Akankah ia menjadi calon pemimpin Yahudi di akhir zaman? Benarkah ia Dajjal yang dijanjikan kemunculannya dari Khurasan? Benarkah ia isyarat akan datangnya Al Mahdi yang dijanjikan? Seperti apakah kedsyatan fitnah dan sybhat yang dibawa oleh Sai Baba hingga puluhan juta manusia tenggelam dalam jeratnya? Dengan merujuk kepada pendapat para salaf yang paling rajih, buku ini mencoba untuk menjawab semua teka-teki dan misteri Dajjal akhir zaman !!!Berikut ini artikel dari majalah asysyariah tentang pembahasan ini.
Penulis : Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman
Dajjal, Antara Kenyataan dan Kamuflase
“Dajjal”
acap menjadi topik seru yang dibicarakan banyak orang. Perkaranya pun
kian hangat dengan munculnya orang-orang yang mengaku atau dianggap
orang lain sebagai Dajjal, seperti yang dialamatkan pada Sri Sathya Sai
Baba, seorang begawan dari India.
Benarkah dia Dajjal? [Tentu jawabnya bukanlah dia yang dimaksud dalam
hadits-hadits Dajjal. Karena banyak sifat dan keadaan Dajjal yang tidak
ada padanya. Dan tanda-tanda kiamat yang besar itu datang silih
berganti dengan cepat sebagaimana disebutkan dalam sebagian hadits. Dan
ini belum terjadi pada zaman ini. (ed)]
Jika
ditinjau dari sisi bahasa, makna Dajjal adalah sangat tepat untuknya,
karena Dajjal berarti banyak berdusta dan menipu. Siapa pun yang banyak
berdusta dan menipu, ada pengikutnya ataupun tidak, maka dia adalah
Dajjal. Demikianlah yang diistilahkan oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang mereka. Beliau menjelaskan hal ini dalam
banyak hadits seperti yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari
rahimahullahu dalam dua tempat (no. 3340 dalam Kitabul Manaqib dan no.
6588 dalam Kitab Al-Fitan) dan Muslim rahimahullahu dalam dua tempat
(no. 8 dalam Muqaddimah dan no. 5205 dalam Kitab Al-Fitan Wa Asyrathis
Sa’ah) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ عَظِيْمَتَانِ يَكُوْنُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيْمَةٌ دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ وَحَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُوْنَ كَذَّابُوْنَ قَرِيْبٌ مِنْ ثَلاَثِيْنَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ وَحَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ وَحَتَّى يَكْثُرَ فِيْكُمُ الْمَالُ فَيَفِيْضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ وَحَتَّى يَعْرِضَهُ عَلَيْهِ فَيَقُوْلَ الَّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ: لاَ أَرَبَ لِي بِهِ؛ وَحَتَّى يَتَطَاوَلَ النَّاسُ فِي الْبُنْيَانِ وَحَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُوْلُ: يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ؛ وَحَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا فَإِذَا طَلَعَتْ وَرَآهَا النَّاسُ يَعْنِي آمَنُوا أَجْمَعُوْنَ فَذَلِكَ حِيْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا
“Tidak
akan terjadi hari kiamat sehingga dua kelompok besar saling berperang
dan banyak terbunuh di antara dua kelompok tersebut, yang seruan mereka
adalah satu. Dan hingga dibangkitkannya para Dajjal lagi pendusta
hampir 30 orang, semuanya mengaku bahwa dirinya Rasulullah, dicabutnya
ilmu, banyak terjadi gempa, zaman berdekatan, fitnah menjadi muncul,
banyak terjadi pembunuhan, berlimpah ruahnya harta di tengah kalian
sehingga para pemilik harta bingung terhadap orang yang akan menerima
shadaqahnya. Sampai dia berusaha menawarkannya kepada seseorang namun
orang tersebut berkata: ‘Saya tidak membutuhkannya’; orang
berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan. Ketika seseorang lewat pada
sebuah kuburan dia berkata: ‘Aduhai jika saya berada di sana’;
terbitnya matahari dari sebelah barat dan apabila terbit dari sebelah
barat di saat orang-orang melihatnya, mereka beriman seluruhnya (maka
itulah waktu yang tidak bermanfaat keimanan bagi setiap orang yang
sebelumnya dia tidak beriman atau dia tidak berbuat kebaikan dengan
keimanannya).”
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa kata Dajjal sering dipakai untuk menamai seseorang yang banyak berdusta dan banyak menipu umat. Para dedengkot kesesatan yang memproklamirkan diri sebagai nabi setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para Dajjal. Dan bila disebutkan Dajjal secara mutlak (tanpa keterangan tambahan, red.) maka tidak ada yang tergambar dalam benak setiap orang melainkan Ad-Dajjal Al-Akbar (yang terbesar), yang akan muncul di akhir zaman sebagai tanda dekatnya hari kiamat dengan sifat-sifat yang sudah jelas sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa kata Dajjal sering dipakai untuk menamai seseorang yang banyak berdusta dan banyak menipu umat. Para dedengkot kesesatan yang memproklamirkan diri sebagai nabi setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para Dajjal. Dan bila disebutkan Dajjal secara mutlak (tanpa keterangan tambahan, red.) maka tidak ada yang tergambar dalam benak setiap orang melainkan Ad-Dajjal Al-Akbar (yang terbesar), yang akan muncul di akhir zaman sebagai tanda dekatnya hari kiamat dengan sifat-sifat yang sudah jelas sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak
ada keraguan bagi orang yang beriman terhadap segala berita yang datang
dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, masuk akal ataupun
tidak. Karena mereka meyakini bahwa segala yang diberitakan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sepanjang riwayatnya shahih,
merupakan berita wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan segala
perkara yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang terkait dengan Dajjal –seperti sifat-sifatnya, kejadian-kejadian
luar biasa yang diperbuatnya, masa tinggalnya di atas dunia, para
pengikutnya, tempat turunnya, siapa yang akan membunuhnya dan
sebagainya– bagi orang yang beriman bukanlah sebuah khurafat dan
tahayul yang menjajah akal serta hati mereka. Bukan pula sebuah
keanehan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menjadikan keluarbiasaan
pada diri Dajjal. Dan ini tidak akan mengurangi kemuliaan Allah
Subhanahu wa Ta’ala sedikitpun. Mereka menjadikan segala yang terkait
dengan Dajjal sebagai perkara yang akan menambah dan mengokohkan
keimanan mereka terhadap kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta
kebenaran berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka akan
menjadikan segala yang terkait dengan Dajjal sebagai ujian yang datang
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menambah kebajikan mereka di atas
kebajikan. Tidak ada ucapan yang keluar dari orang-orang yang beriman
melainkan:
آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا
“Kami beriman kepadanya, semuanya itu dari sisi Rabb kami.” (Ali ‘Imran: 7)
سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
“Kami mendengar dan kami patuh.” (Al-Baqarah: 285)
Dajjal sebagai Tanda Hari Kiamat
Munculnya
Dajjal merupakan salah satu tanda hari kiamat kubra (tanda-tanda yang
besar). Artinya, tanda-tanda yang muncul mendekati hari kiamat dan
bukan tanda yang biasa terjadi. Seperti munculnya Dajjal, turunnya
‘Isa, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, serta terbitnya matahari dari
sebelah barat. (Lihat At-Tadzkirah karya Al-Imam Al-Qurthubi
rahimahullahu hal. 264, Fathul Bari 13/485, dan Ikmal Mu’allim Syarah
Shahih Muslim, 1/70)
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan akan munculnya Dajjal
di dalam banyak hadits. Di antaranya yang diriwayatkan oleh Al-Imam
Muslim rahimahullahu (no. 5228) dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu
‘anhu:
ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ فَخَفَّضَ فِيْهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِيْنَا. فَقَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً فَخَفَّضْتَ فِيْهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ. فَقَالَ: غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ، إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيْكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ
“Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkisah tentang Dajjal pada pagi hari
dan beliau mengangkat dan merendahkan suaranya seakan-akan kami
menyangka dia (Dajjal) berada di sebagian pohon korma. Lalu kami
berpaling dari sisi Rasulullah. Kemudian kami kembali kepada beliau dan
beliau mengetahui hal ini, lalu beliau berkata: ‘Ada
apa dengan kalian?’ Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, engkau bercerita
tentang Dajjal pada pagi hari dan engkau mengangkat serta merendahkan
suara, sehingga kami menyangka bahwa dia berada di antara pepohonan
korma.’ Rasulullah lantas bersabda: ‘Bukan Dajjal yang aku khawatirkan
atas kalian. Dan jika dia keluar dan aku berada di tengah kalian maka
akulah yang akan menyelesaikan urusannya. Dan jika dia keluar dan aku
tidak berada di tengah kalian, maka setiap orang menyelesaikan
urusannya masing-masing’.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullahu dalam Kitabul Fitan (no. 4045) dari Hudzaifah bin Usaid Abu Suraihah radhiyallahu ‘anhu:
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullahu dalam Kitabul Fitan (no. 4045) dari Hudzaifah bin Usaid Abu Suraihah radhiyallahu ‘anhu:
كُنَّا قُعُوْدًا نَتَحَدَّثُ فِي ظِلِّ غُرْفَةٍ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْنَا السَّاعَةَ فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَنْ تَكُوْنَ – أَوْ لَنْ تَقُوْمَ – السَّاعَةُ حَتَّى يَكُوْنَ قَبْلَهَا عَشْرُ آيَاتٍ طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوْجُ الدَّابَّةِ وَخُرُوْجُ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَالدَّجَّالُ وَعِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَالدُّخَانُ وَثَلاَثَةُ خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ تَخْرُجُ نَارٌ مِنْ الْيَمَنِ مِنْ قَعْرِ عَدَنٍ تَسُوْقُ النَّاسَ إِلَى الْمَحْشَرِ
“Kami
sedang duduk-duduk berbincang di bayang-bayang salah satu kamar
Rasulullah. Kami berbincang tentang hari kiamat, dan suara kami pun
menjadi meninggi. Lalu beliau bersabda: ‘Tidak akan terjadi hari kiamat
sehingga muncul sepuluh tanda; yaitu terbitnya matahari dari sebelah
barat, munculnya Dajjal, munculnya asap, keluarnya binatang, munculnya
Ya’juj dan Ma’juj, turunnya Isa putra Maryam, dan tiga khusuf (terbenam
ke dalam bumi), satu di timur, satu di barat dan satu di Jazirah Arab,
dan api yang keluar dari arah Yaman dari dataran terendah ‘Adn yang
menggiring manusia ke tempat mahsyar’.”
Berita tentang munculnya Dajjal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wajib diimani dengan sifat-sifat yang telah disebutkan dengan terang dan jelas yang tidak butuh penakwilan apapun, di antaranya:
Berita tentang munculnya Dajjal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wajib diimani dengan sifat-sifat yang telah disebutkan dengan terang dan jelas yang tidak butuh penakwilan apapun, di antaranya:
1. Dia dari Bani Adam
2. Laki-laki
3. Pemuda
4. Pendek
5. Berkulit merah
6. Keriting rambutnya
7. Dahinya lebar
8. Lehernya lebar
9. Matanya buta sebelah kanan
10.Tertulis di antara dua matanya ك ف ر (yang bermakna kafir)
11.Tidak berketurunan
12.Pada matanya sebelah kiri terdapat daging tumbuh.
Sifat-sifat di atas disebutkan di dalam banyak hadits baik dalam Ash-Shahihain (Al-Bukhari dan Muslim) atau selain keduanya.
Dajjal adalah dari Bani Adam, Bukan Lambang Kejahatan dan Kerusakan
Termasuk benarnya keimanan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya yaitu mengimani bahwa Dajjal adalah dari Bani Adam, dan bukan sebuah lambang kejahatan dan lambang khurafat, seperti yang telah dikatakan oleh Muhammad Abduh dalam kitab tafsirnya Al-Manar (3/317), lalu diikuti oleh Abu ‘Ubayyah yang mengatakan bahwa Dajjal adalah sebuah lambang dari kejahatan dan bukan salah seorang Bani Adam. (Asyrathus Sa’ah, hal. 316)
Termasuk benarnya keimanan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya yaitu mengimani bahwa Dajjal adalah dari Bani Adam, dan bukan sebuah lambang kejahatan dan lambang khurafat, seperti yang telah dikatakan oleh Muhammad Abduh dalam kitab tafsirnya Al-Manar (3/317), lalu diikuti oleh Abu ‘Ubayyah yang mengatakan bahwa Dajjal adalah sebuah lambang dari kejahatan dan bukan salah seorang Bani Adam. (Asyrathus Sa’ah, hal. 316)
Penakwilan ini termasuk sikap memalingkan makna lahiriah (tekstual) nash-nash.
Asal Dajjal dari Bani Adam telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits. Dari penjelasan nash tersebut tidaklah masuk akal bila dimaknakan kepada sebuah lambang. Coba perhatikan hadits di bawah ini yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu (no. 6484) dan Al-Imam Muslim rahimahullahu (no. 246) dari sahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:
Asal Dajjal dari Bani Adam telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits. Dari penjelasan nash tersebut tidaklah masuk akal bila dimaknakan kepada sebuah lambang. Coba perhatikan hadits di bawah ini yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu (no. 6484) dan Al-Imam Muslim rahimahullahu (no. 246) dari sahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:
ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَيْنَ ظَهْرَانَيِ النَّاسِ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ أَلاَ إِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ. قَالَ: وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَانِي اللَّيْلَةَ فِي الْمَنَامِ عِنْدَ الْكَعْبَةِ فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ كَأَحْسَنِ مَا تَرَى مِنْ أُدْمِ الرِّجَالِ تَضْرِبُ لِمَّتُهُ بَيْنَ مَنْكِبَيْهِ، رَجِلُ الشَّعْرِ يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً، وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ وَهُوَ بَيْنَهُمَا يَطُوْفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالُوا: الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ. وَرَأَيْتُ وَرَاءَهُ رَجُلاً جَعْدًا قَطَطًا أَعْوَرَ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَشْبَهِ مَنْ رَأَيْتُ مِنْ النَّاسِ بِابْنِ قَطَنٍ، وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ يَطُوْفُ بِالْبَيْتِ. فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا الْمَسِيْحُ الدَّجَّالُ
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan pada suatu hari di tengah
keramaian tentang Al-Masih Ad-Dajjal. Beliau berkata: “Sesungguhnya
Allah tidak buta sebelah, dan ketahuilah Al-Masih Ad-Dajjal adalah buta
mata sebelah kanannya, seperti buah anggur yang menonjol.” Ibnu ‘Umar
berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Diperlihatkan dalam mimpiku pada suatu
malam ketika aku berada di Ka’bah, kemunculan secara tiba-tiba
seseorang dari Bani Adam yang terlihat sangat bagus, berkulit sawo
matang dari Bani Adam, rambutnya tersisir di antara kedua pundaknya,
dalam keadaan meletakkan kedua tangannya di atas dua pundak dua lelaki
dan dia melaksanakan thawaf di antara keduanya aku berkata: ‘Siapa
ini?’ Mereka berkata: ‘Al-Masih bin Maryam.’ Dan aku melihat di
belakangnya ada seseorang yang sangat keriting rambutnya dan buta
matanya sebelah kanan dan serupa dengan Ibnu Qathan. Dia meletakkan
tangannya di atas pundak dua laki-laki dan thawaf di Ka’bah. Lalu aku
berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka menjawab: ‘Ini adalah Al-Masih Ad-Dajjal’.”
Kenapa Tidak Disebutkan Dajjal Di dalam Al-Qur`an dengan Jelas Sebagaimana dalam Hadits-hadits?
Mungkin orang-orang akan bertanya kenapa tidak disebutkan di dalam Al-Qur`an dengan jelas tentang Dajjal sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits? Padahal perkara Dajjal tidaklah jauh lebih besar dari perkara Ya’juj dan Ma’juj, sementara urusan Ya’juj dan Ma’juj disebutkan di dalam Al-Qur`an?
Mungkin orang-orang akan bertanya kenapa tidak disebutkan di dalam Al-Qur`an dengan jelas tentang Dajjal sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits? Padahal perkara Dajjal tidaklah jauh lebih besar dari perkara Ya’juj dan Ma’juj, sementara urusan Ya’juj dan Ma’juj disebutkan di dalam Al-Qur`an?
Telah disebutkan alasannya oleh para ulama dalam banyak pendapat. Di antaranya:
1. Penyebutan Dajjal di dalam Al-Qur`an termasuk dalam kandungan ayat:
هَلْ يَنْظُرُوْنَ إِلاَّ أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلاَئِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ
“Yang
mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada
mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Rabbmu
atau kedatangan beberapa ayat Rabbmu. Pada hari datangnya ayat dari
Rabbmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri
yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan
dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu, sesungguhnya kamipun
menunggu (pula)’.” (Al-An’am: 158)
Yang
dimaksud dengan ‘tanda-tanda Rabbmu’ dalam ayat ini adalah munculnya
Dajjal, terbitnya matahari dari sebelah barat, dan munculnya daabbah
(binatang). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan
di dalam sebuah sabdanya:
ثَلاَثَةٌ إِذَا خَرَجْنَ لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ: الدَّجَّالُ وَالدَّابَّةُ وَطُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا
“Tiga
hal apabila telah muncul (terjadi) maka tiada bermanfaat lagi sebuah
keimanan bagi seorang jiwa yang belum beriman (sebelumnya): Dajjal,
daabbah, dan terbitnya matahari dari arah barat.”
2.
Al-Qur`an menyebutkan akan turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan dialah
yang akan membunuh Dajjal. Maka dengan menyebutkan Masihil Huda (Nabi
‘Isa ‘alaihissalam) sudah cukup dari penyebutan Masihidh Dhalal
(Dajjal). Dan kebiasaan orang Arab adalah mencukupkan diri dengan
menyebutkan salah satu yang berlawanan.
3. Bahwa munculnya Dajjal disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firman-Nya:
لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ
“Sesungguhnya
penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Al-Mu`min: 57)
Yang
dimaksud kata “manusia” di dalam ayat ini adalah Dajjal. Dalam istilah
kaidah bahasa termasuk dalam bab penyebutan secara umum sedangkan yang
dimaksud adalah khusus, yaitu Dajjal. Abu ‘Aliyah berkata: “Artinya
lebih besar dari penciptaan Dajjal yang diagungkan oleh orang-orang
Yahudi.” (Tafsir Al-Qurthubi, 15/325)
Dan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu berkata: “Ini, kalau memang benar, adalah sebaik-baik jawaban. Dan ini termasuk perkara-perkara yang ditugaskan kepada Rasul-Nya untuk dijelaskan. Dan ilmunya ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Fathul Bari, 13/92)
Dan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu berkata: “Ini, kalau memang benar, adalah sebaik-baik jawaban. Dan ini termasuk perkara-perkara yang ditugaskan kepada Rasul-Nya untuk dijelaskan. Dan ilmunya ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Fathul Bari, 13/92)
4.
Al-Qur`an tidak menyebutkan Dajjal sebagai bentuk penghinaan
terhadapnya. Di mana dia menobatkan dirinya sebagai Tuhan, padahal dia
adalah manusia. Tentu sikapnya ini menafikan kemahaagungan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan kemahasempurnaan-Nya serta kesucian-Nya dari
sifat-sifat kekurangan. Oleh karena itu, urusan Dajjal di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala adalah sangat hina dan kecil untuk disebutkan.
Jika
demikian, mengapa tentang Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan disebutkan
di dalam Al-Qur`an? Jawabannya adalah: “Perkara Fir’aun telah selesai
dan habis masanya, dan disebutkan sebagai peringatan bagi manusia.
Adapun urusan Dajjal, akan muncul di akhir zaman sebagai ujian bagi
manusia.”
Dan terkadang, sesuatu itu tidak disebutkan karena jelas dan nyata perkaranya.
Inilah beberapa pendapat dari jawaban dan alasan ulama tentang mengapa tidak disebutkan permasalahan Dajjal di dalam Al-Qur`an. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu wajar bila muncul, karenanya Ibnu Hajar rahimahullahu menjelaskan: “Pertanyaan tentang tidak disebutkannya Dajjal di dalam Al-Qur`an akan terus muncul. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan perkara Ya`juj dan Ma`juj, sementara fitnah mereka sama dengan fitnahnya Dajjal.” (Fathul Bari, 13/91-92)
Inilah beberapa pendapat dari jawaban dan alasan ulama tentang mengapa tidak disebutkan permasalahan Dajjal di dalam Al-Qur`an. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu wajar bila muncul, karenanya Ibnu Hajar rahimahullahu menjelaskan: “Pertanyaan tentang tidak disebutkannya Dajjal di dalam Al-Qur`an akan terus muncul. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan perkara Ya`juj dan Ma`juj, sementara fitnah mereka sama dengan fitnahnya Dajjal.” (Fathul Bari, 13/91-92)
Pengarang
kitab Asyrathus Sa’ah menguatkan pendapat yang pertama yaitu Dajjal
telah disebutkan di dalam Al-Qur`an sebagaimana kandungan ayat dalam surat
Al-An’am di atas secara global, dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam diamanatkan untuk menjelaskannya (secara rinci). (Asyrathus
Sa’ah, hal. 333)
Fitnah Dajjal
Tidak
ada yang mengingkari bahwa fitnah Dajjal adalah fitnah besar sepanjang
perjalanan hidup Bani Adam di atas dunia ini sampai pada hari kiamat.
Hal ini disebabkan berbagai bentuk keanehan yang diciptakan Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang bisa diperbuat oleh Dajjal tersebut,
sebagaimana dijelaskan dalam banyak riwayat. Dua fitnah yang
sesungguhnya diusung oleh Dajjal untuk merekrut pengikut itulah fitnah
syahwat dan fitnah syubuhat. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa
fitnah besar Dajjal terhadap umat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
1. Bersama Dajjal ada surga dan neraka
Diriwayatkan
oleh Al-Imam Muslim dalam Shahih-nya (no. 2934) dari sahabat Hudzaifah
bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعَرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
“Dajjal
adalah buta sebelah kiri, sangat keriting rambutnya, dan bersamanya
surga dan neraka. Namun nerakanya adalah surga dan surganya adalah
neraka.”
2. Bersamanya ada sungai-sungai yang penuh air
Diriwayatkan
oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu (no. 2934) dari shahabat Hudzaifah
radhiyallahu ‘anhu berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
لَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ، مِنْهُ مَعَهُ نَهْرَانِ يَجْرِيَانِ أَحَدُهُمَا رَأْيَ الْعَيْنِ مَاءٌ أَبْيَضُ وَاْلآخَرُ رَأْيَ الْعَيْنِ نَارٌ تَأَجَّجُ فَإِمَّا أَدْرَكَنَّ أَحَدٌ فَلْيَأْتِ النَّهْرَ الَّذِي يَرَاهُ نَارًا وَلْيُغَمِّضْ ثُمَّ لْيُطَأْطِئْ رَأْسَهُ فَيَشْرَبَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مَاءٌ بَارِدٌ، وَإِنَّ الدَّجَّالَ مَمْسُوْحُ الْعَيْنِ عَلَيْهَا ظَفَرَةٌ غَلِيْظَةٌ مَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
“Sesungguhnya
aku mengetahui apa yang menyertai Dajjal. Yaitu, bersamanya ada dua
sungai yang mengalir. Dengan penglihatan mata, salah satunya adalah air
yang putih dan yang lain api yang berkobar. Maka barangsiapa menjumpai
yang demikian hendaklah dia mendatangi sungai yang dia lihat sebagai
api dan pejamkan matanya kemudian tundukkan kepalanya dan minumlah
darinya, karena sesungguhnya itu adalah air yang dingin. Sesungguhnya
Dajjal buta dan pada matanya ada daging tumbuh yang tebal serta
tertulis di antara dua matanya kafir, yang akan dibaca oleh setiap
orang yang beriman baik yang bisa menulis atau tidak.”
3. Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan dan bumi menumbuhkan tanamannya
Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam riwayat Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Shahih beliau (no. 2937) dari sahabat An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:
Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam riwayat Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Shahih beliau (no. 2937) dari sahabat An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:
قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا لَبْثُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ:أَرْبَعُوْنَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَسَنَةٍ أَتَكْفِيْنَا فِيْهِ صَلاَةُ يَوْمٍ؟ قَالَ: لاَ، اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَا إِسْرَاعُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ: كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيْحُ، فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ
Kami
berkata: “Ya Rasulullah, berapa lama masa tinggalnya di atas dunia?”
Beliau bersabda: “40 hari. Satu hari bagaikan satu tahun, satu hari
bagaikan satu bulan, dan satu hari bagaikan satu minggu dan selain itu
harinya sama dengan hari biasa.” Kami mengatakan: “Ya Rasulullah,
bagaimana kalau satu hari bagaikan satu tahun, apakah cukup bagi kita
untuk melaksanakan shalat satu hari?” Rasulullah bersabda: “Tidak,
tetapi ukurlah kadarnya.” Kami berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana
tentang kecepatannya di muka bumi?” Beliau bersabda: “Bagaikan hujan
yang ditiup oleh angin lalu dia mendatangi kaum dan menyerukan mereka
sehingga mereka beriman kepadanya dan menerima seruannya. Dia juga
memerintahkan langit untuk menurunkan hujan dan kemudian hujan turun;
dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman maka kemudian tumbuh.”
4.
Bersamanya segala perbendaharaan bumi, dan bisa menempuh arah dengan
cepat bagaikan hujan yang ditiup oleh angin. Sebagaimana dalil yang
disebutkan di atas.
5. Menghidupkan dan mematikan.
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dari sahabat Abu Sai’d Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu (no. 2938) berkata:
حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَدِيْثًا طَوِيْلاً عَنِ الدَّجَّالِ فَكَانَ فِيْمَا حَدَّثَنَا قَالَ: يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِيْنَةِ فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِيْنَةَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُوْلُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ. فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي اْلأَمْرِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: لاَ. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ فَيَقُوْلُ حِيْنَ يُحْيِيْهِ: وَاللهِ مَا كُنْتُ فِيْكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيْرَةً مِنِّي اْلآنَ. قَالَ: فَيُرِيْدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلاَ يُسَلَّطُ عَلَيْهِ
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami sebuah hadits
yang panjang tentang Dajjal pada suatu hari. Di antara apa yang beliau
sampaikan adalah: “Dajjal datang dan dia diharamkan untuk masuk ke kota
Madinah, maka dia berakhir di daerah yang tanahnya bergaram yang berada
di sekitar Madinah. Maka keluarlah kepadanya seorang yang paling baik
dan dia berkata: ‘Aku bersaksi bahwa kamu adalah Dajjal yang telah
diceritakan oleh Rasulullah.’ Lalu Dajjal berkata (kepada pengikutnya):
‘Bagaimana jika aku membunuh orang ini kemudian menghidupkannya, apakah
kalian masih tetap ragu tentang urusanku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Dia
pun membunuhnya kemudian menghidupkannya. Orang yang baik itu berkata
setelah dihidupkan: ‘Demi Allah, aku semakin yakin tentang dirimu.’
Rasulullah berkata: ‘Lalu Dajjal ingin membunuhnya lagi namun dia tidak
sanggup melakukannya’.”
6. Melakukan penipuan dengan mengubah wujud seseorang
Demikianlah
beberapa bentuk dari sekian fitnah Dajjal yang sangat dahsyat. Tidak
ada seorang pun yang akan selamat melainkan orang-orang yang berusaha
menyelamatkan dirinya kemudian dijemput oleh rahmat Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Dengan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia selamat dari
fitnah Dajjal yang amat sangat dahsyat.
Bentuk fitnah yang juga diusung oleh Dajjal dalam rangka mencari pengikut adalah fitnah syahwat. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menguji kita dengan sedikit harta benda dunia dan kita berguguran menjadi budak kesesatan. Bisa dibayangkan jika si Dajjal mengusung surga dan neraka, membunuh dan menghidupkan, di tangannya ada perbendaharaan bumi, memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turun. Dan memerintahkan bumi menumbuhkan tanam-tanaman lalu tumbuh, kemudian menawarkannya kepada kita. Ke manakah kita akan menginjakkan kaki? Apakah menjadi pengikut Dajjal yang di tangannya kenikmatan semu, atau menjadi kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala? Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing.
Bentuk fitnah yang juga diusung oleh Dajjal dalam rangka mencari pengikut adalah fitnah syahwat. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menguji kita dengan sedikit harta benda dunia dan kita berguguran menjadi budak kesesatan. Bisa dibayangkan jika si Dajjal mengusung surga dan neraka, membunuh dan menghidupkan, di tangannya ada perbendaharaan bumi, memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu turun. Dan memerintahkan bumi menumbuhkan tanam-tanaman lalu tumbuh, kemudian menawarkannya kepada kita. Ke manakah kita akan menginjakkan kaki? Apakah menjadi pengikut Dajjal yang di tangannya kenikmatan semu, atau menjadi kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala? Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing.
Ucapan Ulama tentang Kejadian Luar Biasa pada Dajjal
Al-Qadhi
‘Iyadh rahimahullahu berkata: “Hadits-hadits ini yang disebutkan oleh
Al-Imam Muslim rahimahullahu dan selain beliau tentang kisah Dajjal
adalah hujjah bagi ahlul haq tentang kebenarannya. Dia adalah manusia
biasa yang dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ujian bagi
hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemampuan
kepadanya berupa hal-hal yang merupakan kekuasaan Allah Subhanahu wa
Ta’ala semata, seperti menghidupkan mayat yang dibunuhnya, serta
bersamanya ada segala kenikmatan dunia, surga dan neraka,
perbendaharaan dunia, dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan
lalu terjadi dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan lalu terlaksana.
Semuanya terjadi dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan
kehendak-Nya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepadanya
ketidaksanggupan untuk membunuh orang tersebut (setelah dia
menghidupkannya) dan selain orang tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala
juga membatilkan urusannya lalu dia dibunuh oleh Nabi ‘Isa
‘alaihissalam dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengokohkan orang-orang
yang beriman. Inilah madzhab Ahlus Sunnah dan seluruh ahli hadits serta
para fuqaha dan para peneliti. Berbeda dengan orang-orang yang
mengingkarinya dan menolak perkaranya, seperti Khawarij, Jahmiyyah,
sebagian Mu’tazilah serta selain mereka, yaitu bahwa Dajjal itu benar
adanya, namun kejadian-kejadian luar biasa pada diri Dajjal adalah
khayalan yang tidak memiliki hakikat. Mereka mengira, jika hal itu
benar niscaya tidak ada perbedaan dengan mukjizat yang terjadi pada
diri nabi. Cara berfikir seperti ini termasuk kesalahan mereka
seluruhnya, karena Dajjal tidak mengaku sebagai nabi dan apa yang
terjadi pada dirinya hanya sebatas sebagai bukti bahwa dia Dajjal. Dia
justru mengaku sebagai Rabb, meski pada kenyataannya dia berdusta dalam
pengakuannya, dari sisi penampilannya sendiri, sesuatu yang baru
terjadi, kekurangan dalam hal penciptaan, ketidaksanggupannya untuk
menghilangkan kebutaan matanya dan menghilangkan tulisan kafir yang
terdapat di antara dua matanya.
Karena
bukti-bukti ini dan selainnya pada diri Dajjal, maka tidak tertipu
dengannya kecuali orang-orang rendahan. Ini semata-mata untuk menutupi
keinginan dan kemiskinan, berharap untuk memenuhi kebutuhan hidup, atau
menyelamatkan dirinya, atau takut dari gangguannya, karena fitnahnya
yang dahsyat dan membingungkan akal.
Oleh karena itulah, para nabi memperingatkan dari fitnahnya serta menjelaskan tentang kelemahan dan bukti kedustaannya. Adapun orang yang diberikan taufiq oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala mereka tidak akan tertipu dan terpesona dengan apa yang menyertainya dari bukti-bukti yang penuh kedustaan bersamaan dengan apa yang telah dijelaskan tentang keadaannya. Pantaslah orang yang telah dibunuhnya berkata: “Tidak menambahku tentang dirimu kecuali keyakinan.” (Syarah Shahih Muslim 18/58-59 dan Fathul Bari 13/105)
Oleh karena itulah, para nabi memperingatkan dari fitnahnya serta menjelaskan tentang kelemahan dan bukti kedustaannya. Adapun orang yang diberikan taufiq oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala mereka tidak akan tertipu dan terpesona dengan apa yang menyertainya dari bukti-bukti yang penuh kedustaan bersamaan dengan apa yang telah dijelaskan tentang keadaannya. Pantaslah orang yang telah dibunuhnya berkata: “Tidak menambahku tentang dirimu kecuali keyakinan.” (Syarah Shahih Muslim 18/58-59 dan Fathul Bari 13/105)
Al-Hafizh
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Sesungguhnya Dajjal dijadikan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ujian bagi hamba-hamba-Nya dengan
kejadian-kejadian luar biasa yang diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala
melalui tangannya yang bisa disaksikan pada masanya. Dan bagi orang
yang memenuhi panggilannya; memerintahkan langit untuk menurunkan hujan
lalu turun dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanamannya lalu
terlaksana yang bisa dimakan oleh binatang-binatang ternak dan
dimanfaatkan oleh mereka sendiri kemudian mereka bisa mengambil manfaat
dari binatang ternak baik daging ataupun susunya. Dan orang yang tidak
memenuhi panggilannya serta menolak seruannya akan ditimpa oleh
paceklik penuh kekurangan, binatang-binatang ternak mereka habis mati,
kekurangan pada harta benda, jiwa, dan buah-buahan. Bersamanya juga ada
perbendaharaan bagaikan mayang kurma dan dia membunuh seseorang lalu
menghidupkannya. Ini semua bukan penipuan melainkan hakikat yang nyata
yang diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya
pada akhir zaman nanti. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyesatkan banyak
orang dan memberikan hidayah kepada mereka. Orang-orang yang ragu,
niscaya mereka akan kafir. Dan akan bertambahlah iman orang-orang yang
beriman.” (An-Nihayah/Al-Fitan Wal Malahim 1/121)
Ibnu
Hajar rahimahullahu berkata: “Pada diri Dajjal terdapat bukti nyata
atas kedustaannya di hadapan orang-orang yang berakal. Karena dia
memiliki wujud fisik serta memiliki bukti dari perbuatannya. Bersamaan
dengan kekurangan pada dirinya bahwa dia adalah orang yang buta sebelah
matanya. Jika dia menyeru manusia untuk mempertuhankannya itu
menunjukkan keadaannya yang paling buruk. Bagi orang yang berakal
mengetahui bahwa dia tidak mungkin akan bisa menciptakan selainnya,
memperbaiki dan memperbagus serta dia tidak sanggup untuk menghilangkan
kekurangan (seperti: matanya yang buta, tulisan kafir di dahinya, dll)
yang ada pada dirinya. Maka ucapan yang paling ringan untuk dikatakan
adalah: ‘Wahai orang yang menyangka bisa menciptakan langit dan bumi,
bentuklah dirimu, perbaguslah dan hilangkan sifat kekurangan pada
dirimu. Dan jika kamu menyangka bahwa tidak akan terjadi sesuatu yang
baru pada diri Rabb, maka hilangkan apa yang tertulis di antara kedua
matamu’.” (Fathul Bari 13/103)
Ibnul
‘Arabi rahimahullahu berkata: “Segala tanda-tanda kebesaran yang
terjadi pada tangan Dajjal, dari turunnya hujan serta tanah menjadi
subur bagi orang yang memercayainya, dan ketandusan atas orang yang
mengingkarinya, dan segala yang bersamanya berupa perbendaharaan bumi,
bersamanya surga dan neraka dan air yang mengalir, semuanya merupakan
ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala agar orang-orang yang ragu menjadi
binasa dan orang-orang yang bertakwa menjadi selamat. Semuanya
merupakan perkara yang sangat menakutkan. Oleh karena itu, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada fitnah yang paling
besar dari fitnah Dajjal.” (Fathul Bari 13/103)
Demikianlah
beberapa ucapan para ulama bahwa kejadian-kejadian luar biasa pada diri
Dajjal adalah perkara yang hakiki, bukan khayalan atau sebuah
kamuflase. Dan demikianlah keterangan-keterangan nash yang wajib
diimani.
Kiat-Kiat Terhindar dari Fitnah Dajjal
Sebagaimana
dalam pembahasan di atas sangat jelas bahwa fitnah Dajjal amat sangat
berat dan besar sehingga tidaklah heran jika Dajjal memiliki banyak
pengikut. Dan pengikut Dajjal yang terbanyak adalah dari kalangan
Yahudi, orang ajam (orang-orang non Arab), bangsa Turki, orang-orang
A’rabi (orang Badui yang dikuasai kejahilan), dan kaum wanita. Hal ini
telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti
sabda beliau:
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ
“Yang
akan mengikuti Dajjal adalah Yahudi Ashbahan dan 70.000 dari mereka
memakai pakaian yang tebal dan bergaris.” (HR. Muslim no. 5237 dari
sahabat Anas radhiyallahu ‘anhu)
Dalam riwayat Al-Imam Ahmad rahimahullahu no. 11290 disebutkan: “70.000 dari mereka memakai mahkota.”
Dalam riwayat Al-Imam Ahmad rahimahullahu no. 11290 disebutkan: “70.000 dari mereka memakai mahkota.”
Begitu
juga dari kaum ‘ajam, telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam riwayat Al-Bukhari (no. 3323) dari sahabat Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Adapun bangsa Turki disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu: “Yang nampak, wallahu ‘alam, yang dimaksud dengan orang-orang Turki adalah para pembela Dajjal.” (An-Nihayah 1/117)
Adapun bangsa Turki disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu: “Yang nampak, wallahu ‘alam, yang dimaksud dengan orang-orang Turki adalah para pembela Dajjal.” (An-Nihayah 1/117)
Tentang
keadaan orang-orang Badui sebagai pengikut Dajjal terbanyak disebabkan
kejahilan menguasai mereka, sebagaimana dalam riwayat Muslim
rahimahullahu dari sahabat Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu.
Adapun
kebanyakan pengikut mereka dari kaum wanita karena keadaan mereka lebih
jelek dari kaum Badui, karena cepatnya mereka terpengaruh dan mereka
dikuasai kejahilan, sebagaimana dalam riwayat Ibnu ‘Umar radhiyallahu
‘anhuma yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad rahimahullahu dan
dishahihkan sanadnya oleh Ahmad Syakir rahimahullahu.
Kalaulah
demikian besar fitnahnya dan banyak yang mengikutinya, maka sudah
barang tentu kita harus berusaha menyelamatkan diri dari fitnahnya. Dan
inilah beberapa kiat untuk menyelamatkan diri dari fitnah-fitnah Dajjal.
Pertama:
Berpegang teguh dengan Islam dan bersenjatakan iman serta mengetahui
nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sifat-sifat-Nya yang mulia yang
tidak ada seorangpun menyamai-Nya dalam masalah ini. Diketahui bahwa
Dajjal adalah manusia biasa yang makan dan minum, dan Maha Suci Allah
dari hal itu. Dajjal buta sebelah sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala
tidak demikian. Dan tidak ada seorang pun bisa melihat Allah Subhanahu
wa Ta’ala sampai mati, sementara Dajjal dilihat ketika keluarnya baik
oleh orang-orang kafir atau mukmin.
Kedua:
Berlindung dari fitnah Dajjal, terlebih ketika shalat sebagaimana yang
banyak diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketiga: Membaca sepuluh ayat dari surat
Al-Kahfi baik awal ataupun akhirnya di hadapan Dajjal, sebagaimana yang
telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keempat: Lari dari Dajjal dan mencari tempat perlindungan, seperti kota
Makkah dan Madinah. Karena keduanya adalah tempat yang tidak akan
dimasuki oleh Dajjal, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Al-Imam
Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Hakim dari sahabat ‘Imran bin Hushain
radhiyallahu ‘anhu dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu di dalam kitab Shahih Al-Jami’us Shagir (5/303 no. 6177).Wallahu alam.
Persamaan antara DAJJAL dan SAI BABA:
- Dajjal seorang laki yang berpostur pendek, gempal, berambut kerinting, berkaki bengkok (agak pengkor).
Persamaan: Sai Baba seorang yang berpostur pendek dan berambut kerinting. - Dajjal memiliki mata yang buta.
Persamaan: Sai Baba pernah mengalami kebutaan semasa muda kemudian sembuh kembali. - Dajjal datang dan bersamanya ada gunung roti dan sungai air.
Persamaan: Sai Baba memiliki kemampuan mengeluarkan vibhuti (tepung suci) dari udara melalui tangannya. - Dajjal
memiliki kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan
cepat dan kecepatannya seperti hujan badai atau secepat awan yang
ditiup angin kencang.
Persamaan: Sai Baba memiliki kemampuan berjalan menjelajahi bumi dalam hitungan kerlipan mata. - Dajjal
mempunyai pengikut yang sangat banyak, bahkan di akhir zaman nanti
banyak manusia yang berangan-angan untuk berjumpa dengan Dajjal.
Persamaan: Sai Baba memiliki pengikut yang jumlahnya puluhan juta manusia dari berbagai macam suku, bangsa, negara dan agama. - Dajjal akan muncul dengan mengaku sebagai orang bijak/baik, sehingga ramai sekali orang yang tertarik untuk mengikutinya.
Persamaan: Sai Baba mengaku sebagai orang yang bijak yang membawa misi perdamaian, cinta kasih menghapuskan segala persengketaan dengan bijaksana. - Dajjal akan muncul dan sebagai nabi.
Persamaan: Sai Baba meletakkan dirinya sebagai nabi kepada pengikut2nya. - Dajjal akan menggunakan nama Al-Masih.
Persamaan: Sai Baba mengaku akan menjelma sebagai Isa Al-Masih setelah tahun 2020. - Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan.
Persamaan: Sai Baba mengakui bahwa dirinya adalah Tuhan penguasa alam semesta. - Dajjal akan mendakwahkan agama Allah.
Persamaan: Dalam banyak majlis darshanya, Sai Baba banyak berbicara tentang Islam, Al-Qur’an dan keharusan untuk memahaminya. - Dajjal mampu menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit.
Persamaan: Sai Baba memiliki kemampuan menghidupkan orang mati juga menyembuhkan penyakit kanser. - Dajjal dapat menurunkan hujan.
Persamaan: Sai Baba memiliki kemampuan menurunkan hujan dan mendatangkan air untuk irigasi (di NTT sedang di bangun projek Sai Baba untuk pengairan di daerah yang kering). - Dajjal
berupaya mengeluarkan perbendaharaan (perhiasan dan harta) dari
bangunan yang roboh, lalu perbendaharaan itu akan mengikuti ratunya.
Persamaan: Sai Baba mampu menciptakan patung emas, kalung emas, injil mini dan berbagai bentuk medalai berlafadz ALLAH dalam tempoh yang singkat. - Dajjal akan membunuh seseorang dan menghidupkannya kembali.
Persamaan: Sai Baba mampu menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia. - Dajjal berupaya berpindah raga dan tempat dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Persamaan: Sai Baba bisa berpindah dari satu jasad ke jasad lainnya yang merupakan bentuk reinkarnasi (reincarnation) dirinya. - Dajjal berupaya membesarkan tubuhnya.
Persamaan: Sai Baba memliki kemampuan berjalan di udara dan membuat kemukjizatan pada sebuah pesawat terbang. - Dajjal biasa keluar masuk pasar dan makanan.
Persamaan: Sai Baba juga manusia biasa yang makan dan minum sebagaimana manusia lainnya, ia juga berupaya berjalan ke pasar, rumah sakit, projek irigasi dan tempat lain yang biasa dikunjungi manusia. - Dajjal bisa memerintahkan bumi untuk mengeluarkan tumbuh2an dan air.
Persamaan: Sai baba mampu mengeluarkan air dengan hentakan kakinya. - Dajjal tidak memliki anak.
Persamaan: Sai Baba mandul, ia tidak beranak dan tidak berkeluarga (tidak menikah). - Dajjal memimpin orang yahudi.
Persamaan: Sai Baba memiliki misi menyebarkan teologi zionis. - Dajjal muncul di zaman pertikaian.
Persamaan: Sai Baba mengakui bahwa dia datang dari masa banyak pertikaian dan persengketaan, serta kedatangannya untuk menegakkan kebenaran dan membinasakan kejahatan.
Wahai kaum muslimin, apa lagi yang kita tunggu, marilah segera kita kembali kepada Allah dan rasulnya.
Jika
salah seorang diantara kalian telah menyelesaikan bacaan Tasyahhud
akhirnya, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat hal;
Hendaklah ia berkata :“Ya Allah, aku memohon perlindungan pada Mu dari siksa Neraka Jahannam, azab kubur, fitnah (dugaan) hidup dan mati serta dari keburukan fitnah Dajjal.”
Posting Komentar
Butuh Bantuan Live? Silakan Hub Saya Via Facebook !